Kuliner Pecel Lemah Abang Banjarnegara

Foto: Satu Piring Pecel Lemah Abang
Foto: Satu Piring Pecel Lemah Abang (dokumen pribadi)

Pecel, makanan khas Indonesia yang terdiri dari sayuran yang dikukus terus disiram pakai sambal kacang. Hampir sama dengan lotek, namun pecel biasanya lebih banyak varian sayurnya seperti: bayam, taoge, daun singkong, kangkung, kol, kecipir, kecombrang, kacang panjang, welok (labu siam), dan timun. Ketupat dan gorengan menambah pecel jadi semakin nikmat.

Yang asik dari warung pecel Lemah Abang adalah cara penyajiannya. Pesanan pecel kamu yang terdiri dari ketupat/nasi beserta irisan tahu potong, lalu sayuran dan sambel kacangnya disajikan dalam wadah yang terpisah. Jadi, kamu bisa menakar dan meracik pecel sesuai dengan selera kamu. Soal rasa, nggak usah ditanya. Nikmatnya pecel lemah abang sudah menjadi primadona semua kalangan di Banjarnegara, dari kelas pejabat sampai anak sekolahan suka mampir disini. Harganya juga bersahabat untuk kantong anak kos.

Foto: Pecel Lemah Abang, Semarang Kidul, Banjarnegara (dokumen Pribadi)
Foto: Ketupat dan tahu pada satu porsi Pecel Lemah Abang (dokumen pribadi)
Foto: Pecel Lemah Abang, Semarang Kidul, Banjarnegara (dokumen Pribadi)
Foto: Ngeracik pecel Lemah Abang (dokumen pribadi)

Usaha jualan pecel yang telah dibangun selama 25 tahun ini buka setiap hari, hanya tutup ketika penjual sedang ada kendala saja. Cerita dari si penjual, awal berjualan dulu tidak di tempat sekarang ini, tapi di perempatan Argasoka.  Baru pada tahun 2010 berpindah menempati warung di Lemah Abang.

Yuk, Kalian yang ngaku suka wisata kuliner bolehlah mampir nyobain makan di warung pecel Lemah Abang kalau pas kalian main ke Banjarnegara. Warungnya berada di Kelurahan Semarang Kidul, kalau dari alun-alun ke arah Wonosobo belok kanan di perempatan Polres Banjarnegara lebih kurang 1 km berada di kiri jalan.

4 Comments

    • dududuwww, itu kan sudah ada di akhir paragrap. nek dari alun alun, ke timur arah wonosobo. nah pas lampu merah polres belok kanan, trus sekitar 1km, kiri jalan.

Comments are closed.