Apakah seorang ayah khawatir apabila anak perempuannya jatuh cinta? Aku bertanya-tanya dalam diam sambil mengamati setiap gurat di wajah ayah. Meski sikapnya tetap terlihat seperti hari-hari sebelumnya. Diam, tak banyak kata.
Apakah seorang ayah khawatir apabila anak perempuannya jatuh cinta? Sepanjang perjalanan menuju salah satu sekolah di Banjarnegara tempatku mengajar, aku yang duduk dibonceng ayah, diam berpikir. Teringat bertahun-tahun silam ketika pernah suatu saat anak perempuan satu-satunya diantar ke sekolah oleh laki-laki yang tak ia kenal. Ia marah, aku mengetahuinya dari ibu. Waktu itu ibu menyampaikannya kepadaku. Ia merasa mampu mengantar anak perempuannya ke sekolah sekalipun setiap hari, lalu kenapa harus ada laki-laki lain yang mengantarnya? Terlebih laki-laki yang menurutnya tak jelas latar belakangnya! Aku tak terima saat itu, tapi lama-lama aku membenarkan kemarahan ayah.
Apakah seorang ayah khawatir apabila anak perempuannya jatuh cinta? Aku kembali membantin setelah pertanyaan ayah selesai dilontarkan, “Nduk, sudah punya calon?” tanyanya. Aku seperti menangkap gurat kegelisahan di wajahnya. Sejurus kemudian, ia pun memberikan nasihatnya untukku tentang bagaimana memilih calon suami yang baik. Rupanya ia menyadari bahwa cepat atau lambat anak perempuan satu-satunya akan ‘diambil orang’!
Apakah seorang ayah khawatir apabila anak perempuannya jatuh cinta? Hari ini, tepat di hari diikrarkannya perjanjian yang kuat, aku yang selesai dirias kembali menangkap gurat lain di wajah ayah. Aku kembali membatin, “Apakah seorang ayah khawatir apabila anak perempuannya jatuh cinta?”